Belajar Pemisahan Campuran Distilasi

Distilasi bisa disebut sebagai salah satu pemisahan campuran yang paling banyak digunakan. Campuran yang akan dipisahkan menggunakan distilasi berwujud cair. Prinsip kerja distilasi didasarkan pada perbedaan titik didih dari zat yang bercampur. Selengkapnya berikut tentang pemisahan campuran distilasi.

Proses distilasi dilakukan atas perbedaan kecepatan penguapan dari suatu zat. Cara melakukannya dengan mendidihkan suatu campuran hingga menghasilkan uap, kemudian uapnya didinginkan. Uap yang didinginkan akan mengalami kondensasi dan menjadi cairan kembali. Zat yang menguap terlebih dulu adalah zat yang titik didihnya lebih rendah.

Belajar Pemisahan Campuran Distilasi

Pemisahan campuran distilasi.

Penggunaan distilasi berdasarkan hukum yang menyatakan bahwa masing-masing komponen pada larutan akan menguap pada titik didihnya. Distilasi yang ideal berjalan sesuai dengan Hukum Raoult dan Hukum Dalton. Masihkah kamu ingat kedua hukum itu?

Distilasi terbagi menjadi beberapa macam, yaitu:

Distilasi sederhana

Perbedaan titik didih yang cukup jauh menjadi prinsip dasar pada distilasi sederhana. Penguapan lebih dulu terjadi pada komponen yang titik didihnya lebih rendah. Selain itu, distilasi sederhana juga didasarkan volatilitas, atau kecenderungan zat untuk menguap. Penerapan distilasi sederhana misalnya pada pemisahan campuran air-alkohol.

Distilasi fraksionasi/bertingkat

Jika campuran terdiri atas lebih dari 2 komponen, maka pemisahannya bisa menggunakan distilasi fraksionasi/bertingkat. Prinsip kerjanya sama dengan distilasi sederhana; berdasarkan perbedaan titik didih.

Perbedaan keduanya pada kolom fraksionasi. Di kolom tersebut terjadi pemanasan bertahap dengan suhu yang berbeda-beda dengan tujuan didapatkan semakin banyak distilat. Semakin ke atas kolomnya, maka cairannya semakin tidak volatil.

Proses ini dapat digunakan untuk memisahkan campuran yang perbedaan titik didihnya tidak cukup jauh, dapat bekerja pada tekanan normal maupun rendah. Contoh penerapannya pada industri minyak mentah.

Distilasi uap

Untuk senyawa dengan titik didih lebih dari 200, dapat digunakan distilasi uap. Hal yang prinsip dari distilasi uap adalah dapat melakukan penyulingan campuran di bawah titik didih dari senyawa campuran tersebut.

Proses ini bisa digunakan untuk memisahkan campuran yang tidak larut dalam air, namun menggunakan air dalam proses penyulingannya. Penerapannya ada pada ekstraksi beberapa produk dari alam, seperti minyak kayu putih hingga minyak parfum.

Distilasi vakum

Untuk senyawa yang tidak stabil, dapat digunakan distilasi vakum. Maksud tidak stabil adalah dapat terdekomposisi sebelum atau saat mendekati titik didihnya. Jika kondensor berisi air dingin, distilasi ini tidak bisa dilakukan pada campuran yang titik didih pelarutnya rendah. Jika titik didih pelarutnya rendah, maka komponen yang menguap tidak bisa dikondensasi oleh air. Distilasi vakum menggunakan pompa vakum atau aspirator untuk menurunkan tekanan.

Dalam campuran, dikenal campuran azeotrop yang merupakan campuran dari dua atau lebih komponen yang titik didihnya konstan. Bila dilakukan distilasi pada campuran ini, hasilnya bisa tidak maksimal. Komposisi azeotrop cenderung konstan ketika terjadi penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, titik didih dan komposisinya juga berubah.

Jika hendak mendistilasi azeotrop, maka digunakan tambahan pelarut tertentu. Contohnya penambahan pelarut organik, seperti benzena untuk memisahkan air.

Baca juga

Sekian materi mengenai pemisahan campuran distilasi. Semoga dapat dengan mudah dimengerti ya, Sobat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *